Erick Thohir: Perombakan Direksi dan Komisaris BUMN Penting untuk Keberlanjutan dan Inovasi
Web Fakta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menegaskan bahwa perombakan direksi dan komisaris di perusahaan-perusahaan BUMN adalah hal yang wajar dan bahkan penting untuk keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Menurutnya, setiap kepemimpinan di BUMN memiliki batas waktu tertentu. Hal ini terlihat dalam pergantian beberapa posisi penting di berbagai perusahaan pelat merah belakangan ini. Salah satu contohnya adalah penunjukan Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menggantikan Nicke Widyawati yang menjabat selama tujuh tahun.
Erick menyebutkan bahwa meskipun Nicke Widyawati berhasil memimpin Pertamina selama periode yang cukup panjang, yaitu tujuh tahun, waktunya untuk transisi sudah tiba. Erick menyampaikan bahwa pergantian kepemimpinan bukanlah sesuatu yang harus dilihat sebagai kemunduran, melainkan sebagai sebuah langkah untuk memastikan kelangsungan dan kemajuan perusahaan ke depan. “Bu Nicke, beliau berhasil tetapi kan sudah 7 tahun, Dirut Pertamina terlama. Sekarang Pak Simon masuk. Saya rasa sebuah transisi yang baik, tidak ada istilahnya nanti malah sebuah kebijakan yang set back, justru ini akan jadi keberlanjutan,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (20/11).
Perombakan serupa juga terjadi di sejumlah perusahaan BUMN lainnya, seperti PT Garuda Indonesia (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Erick menjelaskan bahwa rotasi semacam ini tidak hanya berlaku untuk direksi, tetapi juga untuk posisi-posisi komisaris. Salah satu pergantian yang akan datang adalah penggantian Komisaris Utama PT LEN Industri (Persero) Muhammad Herindra. Herindra yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan, kini telah ditunjuk untuk memimpin Badan Intelijen Negara (BIN). Erick pun mengungkapkan bahwa posisi komisaris utama di PT LEN Industri akan diisi oleh Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto, yang diharapkan dapat membawa pembaruan bagi perusahaan tersebut.
Erick menegaskan bahwa perubahan kepemimpinan ini diharapkan tidak hanya sekedar untuk pergantian saja, tetapi juga untuk menghadirkan kemajuan dan inovasi dalam tubuh BUMN. Menurutnya, setiap kali ada pergantian, harus ada langkah-langkah terobosan yang diambil untuk memastikan perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi berkembang. Salah satu contoh yang lebih konkret adalah penunjukan Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama Pertamina yang diharapkan dapat membawa inovasi yang lebih besar di perusahaan migas terbesar di Indonesia tersebut.
Erick berharap, dengan Simon yang kini memimpin Pertamina, perusahaan tersebut dapat terus melakukan terobosan-terobosan baru yang lebih efektif. Sebelumnya, Simon sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam mengelola perusahaan pelat merah, termasuk saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Februari 2024. Erick percaya bahwa pengalaman tersebut akan mempermudah Simon dalam mengambil keputusan strategis yang akan membawa Pertamina ke arah yang lebih baik lagi.
Selain itu, Erick juga menekankan pentingnya pemimpin muda yang memiliki semangat dan pandangan baru dalam mengelola perusahaan. Ia mengatakan bahwa Simon adalah sosok yang muda dan energik, yang diharapkan dapat memberikan terobosan yang lebih luas lagi di Pertamina. Erick yakin bahwa dengan adanya pemimpin yang mampu berpikir inovatif, perusahaan-perusahaan BUMN dapat tetap relevan dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan global.
Secara keseluruhan, Erick Thohir memandang bahwa pergantian direksi dan komisaris di lingkungan BUMN adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut bisa terus berkembang, beradaptasi dengan perubahan, dan memimpin industri masing-masing dengan cara yang lebih efisien dan inovatif.
