Fadli Zon Soroti Biaya Sewa Panggung Seni yang Mahal, Minta Kebijakan Afirmasi untuk Seniman

Web Fakta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon baru-baru ini menyoroti salah satu hambatan utama yang dihadapi oleh para seniman dan budayawan dalam menggelar pertunjukan seni, yaitu mahalnya biaya sewa panggung. Masalah ini sering menjadi kendala utama bagi mereka yang ingin menyelenggarakan pertunjukan, terutama yang tidak berorientasi komersial. Fadli Zon menegaskan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk membuat panggung seni lebih terjangkau, agar seniman dan budayawan dapat mengaksesnya dengan lebih mudah.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menyampaikan perlunya langkah afirmatif dalam pengelolaan panggung seni, seperti yang ada di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Menurutnya, tarif sewa panggung seni tidak seharusnya disamakan dengan tarif yang dikenakan untuk pertunjukan komersial. “Kami akan membahas ini dengan sejumlah lembaga terkait, termasuk pemerintah provinsi, Jakpro, dan pengelola panggung lainnya. Tidak boleh panggung-panggung seni disamakan tarifnya dengan yang komersial, karena ini akan menghambat akses seniman dan budayawan untuk berkarya,” ungkapnya saat acara Ngopi Pagi Menteri Kebudayaan Bersama Komunitas Budaya di Gedung A Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis (21/11).

Tantangan Akses Panggung Seni bagi Seniman

Fadli Zon menyatakan bahwa mahalnya biaya sewa panggung menjadi salah satu tantangan besar bagi seniman yang ingin berkarya di ruang publik. Panggung seni seharusnya tidak hanya menjadi sarana komersial, melainkan juga ruang ekspresi bagi seniman yang ingin memperkenalkan karya seni kepada masyarakat. Ia menyebutkan bahwa ekosistem kebudayaan perlu didukung dengan kebijakan yang inklusif, termasuk kebijakan tarif panggung yang lebih terjangkau bagi para pelaku seni.

Salah satu contoh konkret yang disoroti adalah Taman Ismail Marzuki, yang merupakan salah satu pusat seni budaya terbesar di Jakarta. Meskipun memiliki fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan pertunjukan seni, harga sewa panggung di tempat tersebut terkadang dinilai terlalu tinggi bagi seniman non-komersial yang menginginkan ruang untuk berkreasi. “Kita akan mendorong adanya diskresi dalam pengelolaan panggung seni, sehingga seniman bisa lebih leluasa berkarya. Ini bagian dari membangun ekosistem kebudayaan yang sehat dan inklusif,” ujar Fadli.

Pentingnya Kebijakan Afirmasi untuk Seniman Non-Komersial

Fadli Zon juga menegaskan pentingnya mengundang pemangku kepentingan terkait, seperti pengelola panggung seni, pemerintah daerah, dan sektor swasta, untuk bersama-sama mencari solusi terbaik atas persoalan tarif sewa yang tinggi ini. Ia berharap kebijakan tersebut dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi seniman untuk tampil dan menunjukkan karya-karya mereka kepada publik.

Menbud juga mengingatkan bahwa kebijakan yang mendukung kebudayaan harus memperhatikan keberagaman dan kebutuhan seniman yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial. Melalui kebijakan afirmasi ini, Fadli berharap bisa mendorong lebih banyak kegiatan seni yang mampu memperkaya identitas budaya bangsa. “Kita ingin lebih banyak seniman yang bisa berkarya tanpa terbebani biaya sewa yang tinggi,” ungkapnya.

Keluhan Seniman tentang Biaya Sewa Panggung

Pernyataan Menteri Fadli Zon ini juga sebagai tindak lanjut atas keluhan yang disampaikan oleh Pimpinan Teater Koma, Ratna Riantiarno, dalam acara Ngopi Pagi Menteri Kebudayaan Bersama Komunitas Budaya. Ratna mengungkapkan bahwa seringkali seniman kesulitan untuk menyelenggarakan pertunjukan karena harga sewa panggung yang sangat tinggi, yang dianggap tidak sesuai dengan anggaran mereka. Keluhan tersebut mencerminkan kesulitan yang dialami oleh banyak seniman Indonesia dalam menjalankan profesinya.

Mendorong Peran Seni dalam Pembangunan Identitas Bangsa

Fadli Zon menyampaikan bahwa melalui kebijakan yang lebih inklusif dan akses yang lebih terjangkau terhadap fasilitas seni, seni dan budaya dapat menjadi lebih kuat dalam membentuk identitas bangsa. Dengan memberikan ruang yang lebih luas bagi para seniman untuk berkarya, diharapkan seni akan lebih berkembang dan semakin dihargai oleh masyarakat luas.

Pemerintah pun berkomitmen untuk terus mendukung dan memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia, serta memastikan bahwa semua pihak, baik seniman, budayawan, maupun masyarakat, dapat merasakan manfaat dari kebijakan yang diambil. Kebijakan afirmasi dalam pengelolaan panggung seni diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak pertunjukan dan karya seni yang mampu menggugah dan menginspirasi masyarakat Indonesia.

Direkomendasikan

Tentang Blog: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *