Web Fakta – Nikola Tesla, seseorang penemu serta insinyur listrik jenius, mempunyai ekspedisi hidup yang sangat berbeda dibanding dengan Thomas Edison. Bila Edison diketahui selaku inovator dengan hasrat berbisnis yang kokoh, Tesla lebih fokus pada eksplorasi ide- ide besar tanpa sangat memikirkan aspek komersialisasi. Sementara itu, keduanya pernah bekerja sama saat sebelum kesimpulannya jadi rival.
Tesla sempat jadi bawahan Edison, tetapi pendekatan mereka terhadap inovasi sangat berbeda. Edison memprioritaskan pengembangan teknologi yang bisa dijual ke pasar, sebaliknya Tesla lebih mementingkan kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dampaknya, di akhir hidupnya, Tesla hadapi kesusahan finansial sampai diucap wafat dalam kemiskinan.
Permasalahan Pengelolaan Keuangan
Salah satu kelemahan Tesla merupakan buruknya keahlian mengelola duit. Style hidupnya yang elegan buatnya kerap kehilangan dana. Dia memilah tinggal di hotel- hotel mahal serta menghabiskan banyak duit buat mendanai proyek- proyek ambisius yang biayanya terus bertambah. Kala kehilangan duit, Tesla tidak segan meminjam dari sahabatnya serta apalagi meninggalkan novel catatan berharganya selaku jaminan utang dikala terpaksa meninggalkan hotel.
Di sisi lain, sebagian pihak berkomentar kalau Tesla sepatutnya dapat memperoleh lebih banyak duit bila hak- haknya selaku penemu lebih dilindungi ataupun bila dia tidak jadi korban eksploitasi. Salah satu contoh merupakan hubungannya dengan Edison, yang berganti dari mitra kerja jadi pesaing sengit. Ketegangan antara keduanya memuncak pada perselisihan terpaut sistem listrik: arus searah( DC) penemuan Edison versus arus bolak- balik( AC) yang dibesarkan Tesla.
Perang Arus Listrik
Persaingan Tesla serta Edison diketahui selaku” Perang Arus.” Edison melaksanakan kampanye negatif buat mencemari arus bolak- balik Tesla. Dia apalagi melaksanakan demonstrasi publik dengan menyetrum bermacam hewan, tercantum anjing, kucing, serta gajah, buat menampilkan bahaya listrik AC. Walaupun demikian, arus bolak- balik kesimpulannya diakui lebih efektif serta jadi standar global yang digunakan sampai dikala ini.
Minimnya Naluri Bisnis
Kendati Tesla memenangkan pertarungan teknologi melawan Edison, dia senantiasa kandas memperoleh pengakuan yang setara. Banyak penemuannya dieksploitasi oleh pihak lain yang cuma mau mencari keuntungan tanpa mencermati donasi si inovator. Contohnya, Tesla sempat menyerahkan sebagian hak patennya kepada Westinghouse Electric Company serta membagikan 51% paten dikala itu dan masa depan kepada JP Morgan. Keputusan ini mencerminkan ketidakmampuannya buat menggunakan hasil karyanya demi keuntungan individu.
Kebalikannya, Edison sanggup meningkatkan bisnis yang berkepanjangan, tercantum mendirikan General Electric( GE). Muridnya, Henry Ford, apalagi mengabdikan upaya serta dana besar buat melindungi nama baik mentornya. Berbeda dengan Edison, Tesla tidak mempunyai murid ataupun pengikut setia yang melanjutkan warisannya.
Akhir yang Tragis
Pada kesimpulannya, Tesla jadi figur yang kerap ditatap semacam ilmuwan edan dalam stereotip terkenal.” Tesla kesimpulannya jadi karikatur dirinya sendiri,” ucap MiguelĂngel Delgado, penulis novel Tesla serta Konspirasi Sinar. Ironisnya, salah satu penghargaan besar yang diterimanya semasa hidup merupakan Medali Edison, yang pasti saja penuh dengan ironi mengingat ikatan mereka yang penuh konflik.
Cerita hidup Nikola Tesla merupakan pengingat betapa berartinya mencampurkan kejeniusan dengan keahlian mengelola sumber energi. Walaupun namanya saat ini dikenang selaku salah satu ilmuwan sangat mempengaruhi dalam sejarah, ekspedisi hidupnya pula penuh dengan kejadian akibat minimnya naluri bisnis.