Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Mulai Kembali ke Tempat Tinggal, BNPB Pastikan Bantuan Terus Mengalir

0

Web Fakta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kini mulai meninggalkan posko pengungsian terpadu. Kepala BNPB, Suharyanto, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Rabu (19/11), menyampaikan bahwa korban erupsi mulai berpindah ke tempat tinggal yang lebih aman, seperti rumah saudara atau kerabat terdekat. Keputusan ini diambil seiring dengan penurunan aktivitas vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki yang mulai mereda.

Data yang diterima BNPB menunjukkan bahwa jumlah pengungsi yang semula berjumlah 12.761 jiwa, kini berkurang menjadi 12.673 jiwa. Mereka semula mengungsi di tujuh posko pengungsian yang disediakan oleh BNPB bersama Kementerian Sosial. Suharyanto menjelaskan bahwa pengurangan jumlah pengungsi ini terjadi karena banyak dari mereka yang memutuskan untuk kembali ke rumah mereka atau tinggal bersama keluarga, setelah kondisi di sekitar gunung yang meletus membaik.

Dalam beberapa hari terakhir, aktivitas vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki memang telah menunjukkan penurunan signifikan. Sejak erupsi besar yang terjadi pada Sabtu, 9 November 2024, tidak ada lagi hembusan material vulkanis yang menjulang setinggi 9 hingga 10 kilometer. Aktivitas vulkanis kini hanya menghasilkan lontaran abu dengan ketinggian tidak lebih dari 1,5 kilometer. Hal ini memberi harapan bahwa situasi mulai membaik, meskipun status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih tetap pada level IV atau Awas, yang menandakan potensi bahaya yang tinggi.

Pemerintah dan BNPB juga memantau dengan cermat perkembangan kondisi vulkanis melalui tim vulkanologi Badan Geologi Kementerian ESDM. Berdasarkan laporan tim tersebut, radius zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah dikurangi dari 8-9 kilometer menjadi 7-8 kilometer, dengan sektoral bahaya yang meliputi arah barat daya hingga barat laut kawah utama. Meski demikian, meskipun aktivitasnya menurun, status waspada tetap harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar area rawan.

Meskipun banyak pengungsi yang kini kembali ke rumah mereka, BNPB memastikan bahwa bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak akan terhenti. Setiap kepala keluarga dari korban erupsi yang kembali ke tempat tinggal akan tetap menerima bantuan berupa dana tunggu hunian sebesar Rp500.000 per bulan, yang akan diberikan selama enam bulan ke depan. Bantuan ini bertujuan untuk membantu mereka memulihkan diri pasca bencana, memastikan kebutuhan dasar mereka tetap terpenuhi selama masa transisi ini.

Dengan kondisi yang terus membaik, BNPB berharap proses pemulihan bisa berlangsung dengan cepat, namun tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya perubahan aktivitas vulkanis di masa mendatang. Seluruh upaya mitigasi dan bantuan terus diberikan agar masyarakat yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *