Web Fakta – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat sedang mendalami kasus penembakan yang menewaskan AKP Ulil Ryanto Anshari, seorang perwira polisi di Polres Solok Selatan, yang terjadi pada Jumat dini hari (22/11). Penembakan tersebut melibatkan sesama anggota kepolisian, yang kini menjadi sorotan publik dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai motif dibalik tindakan tragis tersebut.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Suharyono, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian masih dalam tahap penyelidikan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motif pelaku. “Saat ini kami sedang mendalami apa yang menjadi motif pelaku,” ujar Irjen Pol. Suharyono di Padang, Jumat. Namun, ia juga meminta kepada publik untuk bersabar, karena pihak kepolisian belum dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang kejadian tersebut.
Menurut Kapolda, meskipun penyelidikan masih berlangsung, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan akan memberikan tindakan tegas terhadap oknum polisi yang terlibat. “Secara khusus, kita belum bisa mendetailkan misalnya kausalitas antara korban dengan pelaku karena masih kami dalami,” kata Suharyono.
Irjen Pol. Suharyono menegaskan bahwa proses hukum akan tetap berjalan dan tidak ada yang kebal hukum, termasuk di dalam tubuh kepolisian itu sendiri. “Dalam minggu ini atau setidaknya dalam 7 hari ke depan, akan kami proses. Saya sudah melaporkan ke pimpinan Polri,” katanya. Langkah tegas tersebut termasuk kemungkinan pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) terhadap oknum polisi yang terlibat dalam penembakan ini.
Penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 00.43 WIB pada Jumat dini hari. Berdasarkan hasil visum yang dilakukan oleh tim medis, korban diketahui ditembak dua kali di bagian pelipis dan pipi yang tembus hingga tengkuk. Polisi menduga bahwa pelaku menembak korban dari jarak dekat, yang menambah kecurigaan akan motif yang belum terungkap secara jelas.
Polisi juga telah mengamankan beberapa barang bukti terkait peristiwa ini, termasuk dua butir selongsong peluru kaliber 9 milimeter dari senjata api pendek jenis pistol HS dengan nomor seri 260139. Selain itu, ditemukan juga tujuh butir selongsong peluru lainnya yang diduga berasal dari senjata api yang sama.
Penembakan yang melibatkan anggota polisi ini tentunya menambah daftar panjang peristiwa kekerasan yang melibatkan aparat penegak hukum. Hal ini semakin memperburuk citra kepolisian di mata publik, mengingat kasus ini melibatkan seorang perwira yang seharusnya menjadi teladan bagi bawahannya.
Polisi Sumatera Barat akan terus berupaya untuk mengungkap fakta-fakta yang ada di balik penembakan ini. Mereka memastikan bahwa tidak ada oknum yang akan dilindungi dalam proses hukum ini, dan siap untuk menindak tegas siapa pun yang terlibat, meskipun mereka berasal dari dalam tubuh kepolisian itu sendiri.
Kasus ini juga menjadi sorotan banyak pihak, mengingat pentingnya menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Semoga dengan dilakukannya penyelidikan yang transparan dan profesional, kasus ini dapat terungkap dengan jelas, dan pelaku dapat diberi sanksi yang sesuai dengan hukum yang berlaku.