Web Fakta – Arasoft, perusahaan teknologi yang berfokus pada bidang pendidikan, baru-baru ini mendonasikan lisensi perangkat lunak NamoAuthor senilai sekitar 800.000 dolar AS kepada Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat digitalisasi pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan dalam infrastruktur digital. CEO Arasoft, Kang Juong-hyon, mengungkapkan bahwa melalui donasi ini, lembaga pendidikan dapat memanfaatkan alat pembuatan eBook tanpa memerlukan koneksi internet, menjadikannya solusi praktis bagi wilayah dengan akses terbatas ke teknologi.
“Melalui lisensi ini, kami berharap bisa membantu lembaga pendidikan untuk mengintegrasikan alat pembuatan eBook ke dalam proses pembelajaran. Ini adalah solusi praktis yang memungkinkan pengembangan materi ajar berbasis digital di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur teknologi,” jelas Kang Juong-hyon dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Lisensi ini diberikan sebagai bagian dari kolaborasi antara Arasoft, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur, National IT Industry Promotion Agency (NIPA), dan Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) Surabaya. Salah satu kegiatan dari kolaborasi ini adalah pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi 200 guru dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur dalam menciptakan materi pembelajaran digital menggunakan NamoAuthor. Pelatihan intensif selama tiga hari ini memberi para pendidik keterampilan untuk mengubah bahan ajar konvensional menjadi eBook interaktif dalam format ePUB 3.0 yang dapat diakses secara offline.
Kang Juong-hyon berharap bahwa melalui inisiatif ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pusat pendidikan digital di kawasan Asia Tenggara. Ia juga menekankan bahwa hal ini dapat memberikan dampak positif bagi jutaan pelajar di seluruh Indonesia. “Kami percaya ini bukan hanya soal memperluas jangkauan teknologi, tetapi juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memimpin revolusi pendidikan digital di Asia Tenggara,” ujarnya.
NamoAuthor, perangkat lunak yang didonasikan, adalah aplikasi desktop yang memungkinkan penggunanya membuat eBook dalam format ePUB 3.0 yang diakui secara internasional. Perangkat lunak ini memberi pendidik kemampuan untuk mengubah materi pembelajaran tradisional menjadi konten digital yang lebih interaktif dengan memasukkan elemen multimedia seperti video, audio, dan kuis. Keunggulan dari NamoAuthor adalah kompatibilitasnya dengan berbagai format file serta kemampuannya untuk digunakan secara offline, yang membuatnya sangat cocok untuk digunakan di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan dalam konektivitas internet.
Kepala Bagian Umum BBGP Jawa Timur, Nasikh, mengungkapkan bahwa NamoAuthor memberikan solusi nyata bagi para guru untuk menciptakan materi pembelajaran yang tidak hanya berkualitas tetapi juga menarik. Dengan bantuan perangkat lunak ini, para pendidik dapat mengembangkan materi yang lebih relevan dengan perkembangan zaman, menggabungkan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah diakses oleh pelajar di seluruh Indonesia.
Ketua Panitia Seminar, Harnanto, juga menambahkan bahwa ekosistem perangkat lunak Arasoft membantu guru memproduksi konten digital yang mendukung terciptanya pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif. “Ini memberikan harapan baru bagi masa depan pendidikan di Indonesia,” tambahnya. Dengan semakin berkembangnya teknologi pendidikan, Arasoft berharap para guru di Indonesia akan lebih mudah mengakses berbagai alat dan materi yang akan memajukan kualitas pendidikan di tanah air.
Melalui langkah ini, Arasoft tidak hanya menunjukkan komitmennya untuk mendukung pendidikan digital di Indonesia, tetapi juga membantu mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi pendidikan digital di Asia Tenggara. Diharapkan, penerapan teknologi ini dapat mempercepat proses pembelajaran, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memberikan akses pendidikan yang lebih merata bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang dari sisi infrastruktur digital.