Peningkatan Peran Guru untuk Cegah Stres dan Bunuh Diri di Kalangan Remaja

Web Fakta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyerukan peningkatan peran guru dalam memantau kondisi mental peserta didik untuk menekan angka stres dan bunuh diri di kalangan remaja. Ia menggarisbawahi bahwa tugas guru tidak hanya terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tetapi juga mencakup pemberian layanan bimbingan dan perhatian terhadap kesejahteraan siswa.

Dalam kebijakan baru yang sedang diterapkan, guru diharapkan memiliki tanggung jawab lebih luas, termasuk menyediakan layanan bimbingan yang sebelumnya dianggap hanya menjadi tugas guru bimbingan dan konseling (BK). Hal ini diungkapkan Abdul Mu’ti dalam pertemuannya dengan organisasi penyelenggara pendidikan di Jakarta Selatan, Senin (18/11).

“Kami melihat banyak persoalan peserta didik yang belum mendapatkan perhatian memadai, seringkali karena guru terlalu sibuk dengan tugas mengajar,” ujar Mu’ti. “Melalui kebijakan ini, guru tidak hanya berkewajiban mengajar sesuai bidang studi, tetapi juga memberikan layanan bimbingan kepada siswa.”

Peningkatan Kapasitas Guru dalam Bimbingan dan Konseling

Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah telah menyiapkan program pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Pelatihan ini dirancang agar para guru mampu membantu siswa menghadapi berbagai tantangan, baik dalam hal akademis, psikologis, maupun sosial.

Mu’ti juga menjelaskan bahwa pendekatan ini merupakan bagian dari penguatan pendidikan karakter di berbagai jenjang pendidikan. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru dapat menjadi pendamping yang lebih terbuka dan suportif bagi siswa.

“Dengan pelatihan ini, kami ingin agar berbagai masalah, baik itu terkait mental, psikologis, maupun akademik, dapat lebih mudah diselesaikan karena siswa merasa nyaman untuk berbicara dengan guru mereka,” imbuhnya.

Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Remaja

Peningkatan fokus pada kesejahteraan mental siswa tidak lepas dari tingginya angka bunuh diri di kalangan remaja. Berdasarkan data yang dirilis oleh Komunitas Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 826 kasus bunuh diri.

Namun, jumlah ini diperkirakan hanya sebagian kecil dari kasus yang sebenarnya terjadi. “Kasus bunuh diri itu seperti fenomena gunung es. Apa yang terlihat di permukaan jauh lebih sedikit dibandingkan kenyataannya,” ungkap Rizky Iskandar Sopian, konselor Satgas Pencegahan Primer dari Into The Light Indonesia.

Menurut Rizky, sebagian besar kasus bunuh diri terjadi pada usia pelajar. Faktor-faktor seperti tekanan akademik, perundungan (bullying), dan kurangnya dukungan emosional sering menjadi penyebab utama.

Peran Guru dalam Mencegah Masalah Psikologis

Melalui kebijakan baru ini, guru diharapkan dapat menjadi pendamping yang lebih proaktif bagi siswa, membantu mereka menghadapi berbagai masalah yang mungkin tidak terlihat oleh orang tua atau pihak lain. Guru yang telah dilatih diharapkan mampu mengenali tanda-tanda awal masalah psikologis atau emosional pada siswa, sehingga intervensi dapat dilakukan sebelum situasi memburuk.

“Dengan peran guru sebagai pembimbing, siswa tidak lagi merasa bahwa masalah mereka hanya bisa ditangani oleh guru BK,” ujar Mu’ti. “Kami ingin menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana siswa merasa aman untuk berbicara tentang masalah mereka.”

Langkah untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Upaya ini menjadi salah satu langkah penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan suportif bagi generasi muda. Dengan melibatkan seluruh guru dalam pemberian layanan bimbingan, diharapkan angka stres dan bunuh diri di kalangan remaja dapat ditekan.

Pemerintah juga mengimbau agar masyarakat, termasuk orang tua dan komunitas sekolah, turut mendukung kebijakan ini dengan menciptakan lingkungan yang lebih peduli terhadap kesejahteraan mental anak-anak. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menghasilkan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga sehat secara mental dan emosional.

Direkomendasikan

Tentang Blog: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *