Tantangan Penggunaan Data Geospasial untuk Mitigasi Bencana di Indonesia

Web Fakta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Indonesian Space Agency (INASA) mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam mitigasi kebencanaan di Indonesia terletak pada pemanfaatan data peta geospasial yang tersedia saat ini. Direktur Eksekutif INASA-BRIN, Prof. Erna Sri Adiningsih, menjelaskan bahwa meskipun sudah ada upaya dalam penggunaan peta geospasial untuk mitigasi bencana, tantangan besar tetap ada dalam hal memperbarui dan memperbaharui data-data tersebut untuk memastikan akurasi serta relevansi informasi yang didapat. Dalam hal ini, citra satelit menjadi alat utama yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih mutakhir dan riil.

Salah satu tantangan utama adalah bencana yang terjadi memiliki karakteristik yang sangat dinamis dan beragam. Intensitas bencana yang lebih besar dari data historis menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi efektivitas upaya mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak berwenang. Oleh karena itu, pemutakhiran data sejarah bencana yang memanfaatkan teknologi satelit dan prediksi di daerah rawan seperti banjir dan longsor sangat penting untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap potensi bencana di masa depan.

Erna menjelaskan bahwa, meskipun sistem dan jaringan yang diperlukan untuk pengumpulan data geospasial sudah ada, kecepatan dalam memberikan data yang tepat waktu, baik sebelum, saat terjadinya bencana, maupun pasca-bencana, masih menjadi tantangan besar yang perlu ditingkatkan. Kecepatan dalam mengolah dan menyebarluaskan data kepada otoritas terkait sangat penting dalam penanganan bencana. Tanpa data yang cepat dan akurat, respon terhadap bencana bisa terlambat dan dampaknya bisa lebih besar.

Untuk itu, Erna juga menyarankan pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), yang berpotensi untuk mempercepat analisis data geospasial dan meningkatkan kualitas pengolahan data yang ada. Dengan AI, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk satelit, dapat dianalisis lebih cepat dan lebih tepat, memberikan informasi yang lebih akurat bagi pihak berwenang.

Sebagai langkah konkret dalam mengatasi tantangan ini, BRIN mengadakan lokakarya khusus mengenai pemanfaatan data geospasial dan pemetaan daerah rawan bencana. Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam menggunakan data geospasial dan mengoptimalkan penggunaan teknologi AI. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik (UN ESCAP). Dalam lokakarya ini, para peserta dari dalam dan luar negeri dilatih untuk mengoptimalkan pemanfaatan AI serta berjejaring dengan penyedia layanan data citra satelit internasional, seperti Disasters Charter.

Dengan kerja sama internasional ini, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan data citra satelit dengan lebih efektif. Data ini dapat digunakan untuk menganalisis dampak bencana dengan cepat dan akurat, yang kemudian dapat disampaikan kepada otoritas yang berwenang untuk mengambil tindakan yang tepat. Ke depan, dengan adanya peningkatan dalam pemanfaatan data geospasial yang lebih akurat dan cepat, Indonesia akan lebih siap dalam menghadapi bencana dan memitigasi dampak yang ditimbulkannya.

Penerapan teknologi canggih seperti satelit dan AI dalam mitigasi bencana di Indonesia tidak hanya diharapkan dapat memperbaiki respons terhadap bencana, tetapi juga dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi masyarakat dan otoritas untuk mempersiapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif. Dengan upaya-upaya ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ketahanan bencana dan meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah.

Direkomendasikan

Tentang Blog: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *